Peningkatan SDM dalam Pendidikan Kesehatan
Dalam serangkaian acara Lustrum pertama (hari menjadi ke- lima tahun) Fakultas Kedokteran Kampus Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), diselenggarakan berbagai acara yang memikat bukan hanya untuk civitas FK tetapi berbagai penopang kebutuhan. Tidak main-main, dihadirkan juga pembicara sekaliber Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD (Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan Tehnologi, dan Pendidikan Tinggi) untuk sampaikan materi dalam seminar. Beliau adalah bekas Dekan FK UGM, bekas Ketua AIPKI (Federasi Lembaga Pendidikan Kedokteran Indonesia), bekas Wakil Menteri Kesehatan RI. Sektor keilmuan beliau ialah Ilmu Kesehatan Warga.
Dalam kesempatan kali ini dia bicara hal gagasan vital pengadaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan saat hadapi zaman persaingan global dan menyuguhkan berbagai data berkaitan tersedianya dalam soal jumlah tenaga medis di Republik Indonesia. Acara didatangi oleh beberapa dosen dan mahasiswa UKWMS dari Fakultas Kedokteran, Farmasi, Psikologi, Keperawatan, Profesi Dokter, Profesi Ners, Profesi Apoteker. “Sudah pasti beberapa mahasiswa tingkatan program S1 Kedokteran, Psikologi, Keperawatan, dan Farmasi sangat semangat agar bisa datang di kesempatan sangat jarang ini supaya bisa berjumpa langsung dengan Bapak Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristekdikti,” tutur Kuncoro Foe sebagai Rektor UKWMS.
Sampaikan materi āSinergitas Academic Health System’ Ali Ghufron memulai dengan sedikit kenangan, “saya tidak asing dengan Dekan FK UKWMS, Prof.
W.F. Maramis, karena waktu saya KoAs dahulu buku referensi yang dipakai ialah kreasi beliau, kita semestinya dapat meniru beliau agar nanti jadi SDM Pendidikan Kesehatan yang sehat dan berwatak”.
Selanjutnya dia sampaikan jika saat sebelum zaman ini, perguruan tinggi biasanya bergerak sebagai agen pendidikan. “Saat ini kami mulai arahkan supaya perguruanĀ putrajabarabadi.com tinggi mulai bergerak sebagai agen pembangun budaya; budaya bekerja dengan tulus, budaya berusaha keras, bekerja pintar, bekerja habis dan lain-lain. Kita harus membuat SDM yang punyai kualitas daya saing tinggi sebagai sisi dari bangsa ini. Unggul, sehat, produktif, memiliki daya saing tinggi, dan berwatak baik,” pungkasnya.
Dia sayangkan, saat ini Indonesia belum memiliki gagasan induk pembangunan manusia iptek yang akurat. Semestinya pembukaan program studi baru sebaiknya berdasar desain induk itu. Waktu buka program studi, kampus jangan cuma menyaksikan apa yang dipunyai atau apa yang jadi trend. Jika cuma itu yang jadi perhatian tidaklah aneh jika lulusannya banyak tidak bekerja, karena tidak sesuai keperluan yang terdapat dalam masyarakat.
Evaluasi lintasi ilmu, sama seperti yang sekarang sedang digadangkan di UKWMS sangat dibutuhkan saat membuat dan melakukan pembenahan akademis mekanisme kesehatan. “Tragis sekali jika ada sesuatu wilayah yang punyai Rumah Sakit (RS), punyai kampus dengan FK tetapi selanjutnya puskesmasnya kosong, tidak ada dokternya.