Praktik Terapi Tasawuf untuk Menjaga Kesehatan Mental
Asked by: relojo6818 2 views Uncategorized
Praktik Terapi Tasawuf untuk Menjaga Kesehatan Mental
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa sikap zuhud dapat menjadi alat untuk dapat menyembuhkan gangguang keseahtan mental. Gangguan kesehatan mental yang dimaksud adalah gangguan yang timbul sebab obsesi terhadap materi dan upaya terus-menerus ingin mendapatkannya, sehingga melupakan hal-hal yang penting, bahkan melupakan diri sendiri.
Akibatnya, meskipun mencapai tujuan materi, tetapi seseorang akan kehilangan hubungannya dengan Allah dan merasa hampa, bahkan mungkin saja dapat menderita penyakit fisik psikis. Dalam konteks ini, praktik zuhud menjadi terapi yang efektif untuk dapat mengatasi hal tersebut.
Sabar
Sabar dalam Islam, memiliki peran yang sangat penting sebagai inti dari perbuatan hati. Al-Quran menghubungkan https://kkppanjangbdl.com/ isfat sabar dengan barbagai sifat mulia seperti keyakinan, takwa, syukur, dan sholat. Dari ayat-ayat tersebut, sabar bisa dipahami sebagai penahanan diri dengan harapan mendapat ridho dari Allah SWT.
Istilah sabar menurut Dzunnun al-Mishry, berarti tetap tenang saat dihadapi musibah, dan menunjukkan kecukupan ketika menghadapi kefakiran dan dapat menjauhkan diri dari segala yang bertentangan dengan syariat. Sabar juga berarti meminta pertolongan kepada Allah.
Oleh karena itu, kesabaran dapat menjadi sebuah metode penyembuhan yang efektif. Ketika seseorang diuji dengan sakit, sabar menahan rasa sakit dapat dengan cara berserah diri kepada Allah. maka, penyakit fisik seseorang tidak akan bertambah besar jika semuanya diserahkan hanya kepada sang Penyembuh.
Tawakkal
Dalam hal menghadapi penyakit, memiliki keyakina tafwiq (pasrah lahir dan batin) merupakan hal yang penting. Tawakkal atau percaya sepenuhnya kepada Allah dianggap sebagai kunci utama untuk mencapai kesembuhan. Meskipun obat-obatan mungkin diberikan untuk mengatasi penyakit fisik, namun kesembuhan sejati hanya dapat tercapai jika seseorang memiliki ketenangan batin dan ridho terhadap takdir yang diberikan Allah.
Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa “ jangan ke dukun, kalau membawa obat”. Hal ini menggambarkan pentingnya penerimaan sepenuhnya terhadap pengobatan yang diberikan. Jika seseorang masih memiliki rasa ragu dan mencari obat lain sebagai alternatif, maka obat itu dapat menghambat proses penyembuhan, karena kurangnya keyakinan dalam pengobatan yang diberikan.
Tawakkal dan ridho dapat dianggap sebagai bentuk terapi tambahan yang mempercepat proses penyembuhan, selain itu juga berfungsi sebagai langkah pencegahan penyakit yang lebih baik.
Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa konsepsi maqamat dalam tasawuf memiliki kemiripan dengan konsep psikologi humanistik. Abraham Maslow yang dikenal sebagai pelopor psikologi tranpersonal menyusun tiga teori tentang kebutuhan dasar manusia, aktualisasi diri, dan pencapaian pengalaman puncak.
Seseorang yang telah mencapai tingkat aktualitas diri tidak lagi terpaku pada kebutuhan-kebutuhan dunia material melainkan fokus hanya pada kebutuhan untuk mencapai kebenaran atau dalam kenteks agama disebut dengan “Tuhan”.
Proses ini merupakan bentuk perkembangan dan penemuan jati diri seseorang yang terpendam. Individu yang telah mencapai tingkatan ini tidak akan terbebani oleh perasaan khawatir, cemas dan lain-lain. Mereka akan menjadi manusia yang terbebas dari motivasi-motivasi yang lebih rendah.