Welcome Guest. Sign in or Signup

0 Answers

Sejarah Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei

Asked by: 15 views Uncategorized

Sejarah Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei

Momen ini bukan hanya jadi penghormatan ke Ki Bantai Dewantara sebagai perintis pendidikan di tanah air, tapi juga menggambarkan loyalitas kita sebagai bangsa untuk selalu meningkatkan mekanisme pendidikan yang rata dan berkualitas.

Ki Bantai Dewantara dikenali sebagai perintis pendidikan yang gigih saat perjuangkan hak pendidikan ipmboyolali.com untuk semua kalangan masyarakat Indonesia, termasuk yang terpinggirkan. Dia jadi figur penting untuk perkembangan pendidikan Indonesia.

Beliau ialah pendiri Taman Pelajar, sebuah pergerakan pendidikan yang memberikan akses pendidikan untuk beberapa anak dusun. Ki Bantai Dewantara dikenal juga karena filosofi “Tut Wuri Handayani” yang mengajari keutamaan menuntun dan layani pelajar dengan penuh kasih-sayang.

Hari Pendidikan Nasional lahir sebagai penghargaan ke Ki Bantai Dewantara, atau yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang figur pendidikan terpenting di Indonesia.

Penentuan Hardiknas sebagai hari besar nasional tercantum pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Tanggal 2 Mei itu diputuskan berdasar tanggal lahir Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara lahir di 2 Mei 1889.

Dia memiliki nama asli Raden Mas Soewardi. Sepanjang hidupnya, dia dikenali sebagai figur yang krisis pada peraturan pemerintahan penjajahan Belanda, khususnya berkaitan pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara melawan peraturan pendidikan pemerintahan Hindia Belanda pada periode itu, yang cuma membolehkan beberapa anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang dapat mengenyam pendidikan.

Sikap kritisnya itu membuat dikucilkan ke Belanda bersama dengan 2 partnernya, yakni Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ke-3 figur ini dikenali sebagai “Tiga Serangkai”.

Setelah dari Belanda, Ki Hadjar Dewantara membangun sebuah instansi pendidikan namanya Taman Pelajar, pada 3 Juli 1922. Sesudah Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara dikenali filosofi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”, yang ini berarti di muka memberikan panutan, di tengah-tengah memberikan tuntunan, ada di belakang memberikan dorongan.

Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada 26 April 1959. Untuk menghargai jasa-jasanya pada dunia pendidikan Indonesia, pemerintahan Indonesia memutuskan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Beberapa nilai yang Ditegaskan pada Hari Pendidikan Nasional

Peringatan Hari Pendidikan Nasional tidak cuma sekedar upacara resmi, tapi juga jadi peristiwa refleksi dan penghormatan pada beberapa nilai penting pada dunia pendidikan.

Didalamnya terdapat semangat untuk selalu perjuangkan kesetaraan akses pendidikan, kenaikan kualitas edukasi, dan pendayagunaan warga lewat ilmu pengetahuan.

Ini hari mengajari kita untuk hargai peranan guru sebagai agen peralihan saat membuat angkatan penerus bangsa.

Arti Hari Pendidikan Nasional di Zaman Kekinian

Di zaman kekinian ini, Hari Pendidikan Nasional jadi lebih penting dari awal sebelumnya saat hadapi rintangan dan kesempatan globalisasi. Pendidikan tidak terbatas pada ruangan kelas, tetapi semakin makin tambah meluas ke ranah digital dan tehnologi.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional jadi panggilan untuk selalu bereksperimen, menyesuaikan dengan peralihan, dan pastikan setiap anak Indonesia memiliki akses yang masih sama untuk berkembang lewat pendidikan.

Dengan pahami sejarah dan beberapa nilai yang terdapat di dalam Hari Pendidikan Nasional, kita dapat hargai peranan pendidikan saat merealisasikan harapan bangsa.

Silahkan kita terus memberikan dukungan dan berperan dalam usaha tingkatkan pendidikan di Indonesia, untuk masa datang lebih ceria dan berbudaya untuk angkatan kedepan.

Answer Question